Ibu Ester Tugando mengaku sudah minum obat dua
kali. Yang pertama di tahun 2010 dan yang kedua di tahun 2011. Dari hasil wawancara, memberikan informasi bahwa mengetahui
schistosomiasis dari pegawai kesehatan yaitu dari sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan.
Penderita mengakui dinyatakan positif terinfeksi schistosomiasis oleh pihak
kesehatan setelah melakukan pemeriksaan tinja. Setelah itu, tidak ada lagi
dilakukan pemeriksaan tinja, namun dia diberikan obat yang diminum enam bulan
sekali. Sejauh ini sudah dua kali penderita tersebut meminum obat yang
diberikan oleh pihak kesehatan.
Daru keterangan yang ada, anggota
keluarga yang lain tidak terinfeksi seperti ibu tersebut. Bahkan suaminya dinyatakan tidak terinfeksi. Padahal mereka bekerja di tempat
yang sama dan sangat sering terjadi kontak secara langsung. Di duga, kemungkinan
besar ibu tersebut terinfeksi saat berusia muda. Waktu itu, dia tinggal bersama
tantenya di daerah Napu, yang sekarang dinyatakan menjadi salah satu titik fokus penyebaran schistosomiasis.
Informasi yang berbeda diperoleh dari Kepala Puskesmas Lore Barat, yang menyatakan bahwa selama ini para penderita tidak diberi tahu bahwa mereka terinfeksi cacing tersebut. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi diskriminasi terhadap mereka. Akan tetapi, menurut Ibu Ester, selama ini dia gampang lelah dan merasakan sakit di bagian dada. Pada saat setelah meminum obat dia jatuh pinsan dan sempat demam selama tiga hari.
Dari hasil wawancara kepada warga-warga lain, mereka menyimpulkan bahwa jatuh pinsannya seseorang setelah meminum obat, berarti mereka menderita schisto. Padahal menurut Kepala Puskemas, bisa saja jatuh pinsanya seseorang tersebut dikarenakan saat itu kondisi tubuhnya lagi lemah. Jatuh pisan tidak dapat menjadi vonis terhadap seseorang menderita schisto atau tidak. Untuk dapat memastikan seseorang terinfeksi ialah dengan melakukan tes tinja.
Informasi yang berbeda diperoleh dari Kepala Puskesmas Lore Barat, yang menyatakan bahwa selama ini para penderita tidak diberi tahu bahwa mereka terinfeksi cacing tersebut. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi diskriminasi terhadap mereka. Akan tetapi, menurut Ibu Ester, selama ini dia gampang lelah dan merasakan sakit di bagian dada. Pada saat setelah meminum obat dia jatuh pinsan dan sempat demam selama tiga hari.
Dari hasil wawancara kepada warga-warga lain, mereka menyimpulkan bahwa jatuh pinsannya seseorang setelah meminum obat, berarti mereka menderita schisto. Padahal menurut Kepala Puskemas, bisa saja jatuh pinsanya seseorang tersebut dikarenakan saat itu kondisi tubuhnya lagi lemah. Jatuh pisan tidak dapat menjadi vonis terhadap seseorang menderita schisto atau tidak. Untuk dapat memastikan seseorang terinfeksi ialah dengan melakukan tes tinja.
seep, kereen
ReplyDeletependuduk bada akan mendapatkan kembali pengobatan pada bulan desember ini...
ReplyDelete