Sunday, November 13, 2011

Yasal Impian Itu Ada Di Lembah Palu


Yayasan Al-Kautsar atau yang disingkat Yasal, merupakan yayasan yang didirikan pada tanggal 1 Januari 2003. Yayasan pada awalnya diperuntukan bagi kaum duafa (anak yatim piatu dan kurang mampu), kemudian di tahun 2006, dengan kerja keras akhirnya membuka dan menyediakan tempat tinggal bagi kaum manula. Yasal didirikan sesuai dengan tanggal lahir dari pendirinya yakni Sabrin O. Ladongi dan memiliki visi yakni menciptakan santri yang berkualitas dan mandiri, dan menjadikan lansia yang berguna di hari tua. Berguna dihari tua dalam arti, lansia lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan kegiatan-kegiatan seni dan budaya. Hal tersebut sesuai dengan salah satu misinya yaitu menciptakan lansia yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Yasal memiliki kaum manula yaitu sebanyak 10 orang. Para manula tersebut mendapatkan pelayanan yang sangat baik antara lain kesehatan, konsultasi, hiburan, tempat tidur yang nyaman, dan sebagainya. Sementara untuk manula yang non panti, terdiri dari kurang lebih 193 orang baik itu di kota maupun di kabupaten. Pelayanan yang diberikan terhadap lansia non panti ialah pemberian sembako, pembinaan agama, penyuluhan hidup sehat dan pemerikasaan kesehatan setiap bulan, pembinaan seni dan budaya, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Bahkan Yasal sering melakukan kegiatan piknik bersama dihari-hari tertentu, salah satunya hari berdirinya Yasal.
Dari sisi sarana dan prasarana Yasal dilengkapi oleh ruang sekretariatan, ruang kantor, ruang kesehatan, ruang refresing, ruang karaoke lansia, ruang posbindu, day care service, ruang LK3 (Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga), ruang makan, ruang kebersamaan, sarana olah raga, dan perpustakaan. Semuanya sarana dan prasana tersebut tergolong baik dan cukup memadai.
Selanjutnya, Yasal berupaya agar kedepannya dapat medirikan sekolah bagi anak panti asuhan. Karena selama ini, anak panti asuhan bersekolah disekolah yang ada di luar panti. Setiap harinya diantar dan dijemput dengan menggunakan mobil angkot milik Yasal. Selain itu, Yasal terus berupaya meningkatkan mutu dari pengurus yayasan. Hal ini bertujuan agar pengurus dapat memberikan pelayanan yang maksimal terhadap para manula baik yang tinggal di panti maupun non panti.
Dibalik itu semua, Yasal mengalami hambatan berupa masih minimnya sarana dan prasana yang menunjang dalam pelayanan. Apalagi selama ini, untuk manula yang tinggal di panti untuk perawatanya sehari-hari seperti makan, minum, BAB, dan lain sebagainya masih diserahkan kepada manula yang lebih kuat yang tinggal di panti serta pengasuh yang jumlahnya terbatas. Dalam hal ini, Yasal belum mampu membayar atau menyediakan tenaga pengasuh yang khusus mengurusi hal-hal tersebut. sementara pengasuh yang ada pada dasarnya mengurusi masalah dapur.
 Ustad Sabrin (Saol) sendiri sejauh ini masih sendiri. Salah satu alasannya ialah karena berusaha mencari pasangan hidup yang se-visi dan se-misi dengan dirinya. Dalam hal ini, mencari pasangan yang mau berbagi kasih dengan kaum manula dan anak yatim piatu.
Saat kami berkunjung ke Yasal, Ustad Saol menyambut kami dikediamannya yang  merupakan rumah yang terpisah dari gedung Yasal. Jika dilihat, rumah tersebut sangat sederhana. Berdinding papan dan beratapkan daun rumbia. Saat kami tanyakan mengapa memilih tinggal di rumah tersebut, Ustad menjawab bahwa semua sumbangan atau rezeki yang dia dapatkan bukan miliknya. Masyarakat bersedehkah dan pemerintah memberikan bantuan semuannya diperuntukan bagi kaum manula dan anak panti asuhannya. Jadi, dia merasa hal itu bukan haknya. Sehingga dia lebih memilih tinggal di rumah sederhana tersebut.

No comments:

Post a Comment