Yayasan Al-Kautsar atau
yang disingkat Yasal, merupakan yayasan yang didirikan pada tanggal 1 Januari
2003. Yayasan pada awalnya diperuntukan bagi kaum duafa (anak yatim piatu dan
kurang mampu), kemudian di tahun 2006, dengan kerja keras akhirnya membuka dan
menyediakan tempat tinggal bagi kaum manula. Yasal didirikan sesuai dengan
tanggal lahir dari pendirinya yakni Sabrin O. Ladongi dan memiliki visi yakni
menciptakan santri yang berkualitas dan mandiri, dan menjadikan lansia yang
berguna di hari tua. Berguna dihari tua dalam arti, lansia lebih aktif dalam
kegiatan-kegiatan sosial dan kegiatan-kegiatan seni dan budaya. Hal tersebut
sesuai dengan salah satu misinya yaitu menciptakan lansia yang bermanfaat bagi
masyarakat dan lingkungan.
Yasal memiliki kaum
manula yaitu sebanyak 10 orang. Para manula tersebut mendapatkan pelayanan yang
sangat baik antara lain kesehatan, konsultasi, hiburan, tempat tidur yang
nyaman, dan sebagainya. Sementara untuk manula yang non panti, terdiri dari
kurang lebih 193 orang baik itu di kota maupun di kabupaten. Pelayanan yang
diberikan terhadap lansia non panti ialah pemberian sembako, pembinaan agama,
penyuluhan hidup sehat dan pemerikasaan kesehatan setiap bulan, pembinaan seni
dan budaya, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Bahkan Yasal sering
melakukan kegiatan piknik bersama dihari-hari tertentu, salah satunya hari
berdirinya Yasal.
Dari sisi sarana dan
prasarana Yasal dilengkapi oleh ruang sekretariatan, ruang kantor, ruang
kesehatan, ruang refresing, ruang karaoke lansia, ruang posbindu, day care
service, ruang LK3 (Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga), ruang
makan, ruang kebersamaan, sarana olah raga, dan perpustakaan. Semuanya sarana
dan prasana tersebut tergolong baik dan cukup memadai.
Selanjutnya, Yasal
berupaya agar kedepannya dapat medirikan sekolah bagi anak panti asuhan. Karena
selama ini, anak panti asuhan bersekolah disekolah yang ada di luar panti.
Setiap harinya diantar dan dijemput dengan menggunakan mobil angkot milik
Yasal. Selain itu, Yasal terus berupaya meningkatkan mutu dari pengurus
yayasan. Hal ini bertujuan agar pengurus dapat memberikan pelayanan yang
maksimal terhadap para manula baik yang tinggal di panti maupun non panti.
Dibalik itu semua,
Yasal mengalami hambatan berupa masih minimnya sarana dan prasana yang
menunjang dalam pelayanan. Apalagi selama ini, untuk manula yang tinggal di
panti untuk perawatanya sehari-hari seperti makan, minum, BAB, dan lain
sebagainya masih diserahkan kepada manula yang lebih kuat yang tinggal di panti
serta pengasuh yang jumlahnya terbatas. Dalam hal ini, Yasal belum mampu
membayar atau menyediakan tenaga pengasuh yang khusus mengurusi hal-hal
tersebut. sementara pengasuh yang ada pada dasarnya mengurusi masalah dapur.
Ustad Sabrin (Saol) sendiri sejauh ini masih
sendiri. Salah satu alasannya ialah karena berusaha mencari pasangan hidup yang
se-visi dan se-misi dengan dirinya. Dalam hal ini, mencari pasangan yang mau
berbagi kasih dengan kaum manula dan anak yatim piatu.
Saat kami berkunjung ke
Yasal, Ustad Saol menyambut kami dikediamannya yang merupakan rumah yang terpisah dari gedung
Yasal. Jika dilihat, rumah tersebut sangat sederhana. Berdinding papan dan
beratapkan daun rumbia. Saat kami tanyakan mengapa memilih tinggal di rumah
tersebut, Ustad menjawab bahwa semua sumbangan atau rezeki yang dia dapatkan
bukan miliknya. Masyarakat bersedehkah dan pemerintah memberikan bantuan
semuannya diperuntukan bagi kaum manula dan anak panti asuhannya. Jadi, dia
merasa hal itu bukan haknya. Sehingga dia lebih memilih tinggal di rumah
sederhana tersebut.
No comments:
Post a Comment